Moch.Sugiarto,PhD
Koordinator Program Magister Penyuluhan Pertanian Unsoed
Perubahan merupakan bagian dari proses kehidupan yang harus dilalui dan proses tersebut tidak dapat dielakkan dari setiap perkembangan yang sistematis maupun non sistematis. Perubahan yang terjadi diyakini memiliki pengaruh pada perubahan nilai, sikap dan pola perilaku manusia dan masyarakat. Kondisi tersebut menunjukkan terjadinya perubahan nilai, sikap, dan pola perilaku baru yang menyesuaikan dengan cara cara baru, prosedur manajemen baru dan adopsi teknologi baru untuk tetap survive dalam arus perubahan yang terjadi. Bencana alam menjadi salah satu faktor eksternal yang mampu mendorong perubahan perubahan cepat dalam masyarakat. Masyarakat akan mengevakuasi dan menyesuaikan diri mereka dengan merubah perilaku baru yang dapat menghadirkan situasi yang lebih aman dan nyaman.
Kehadiran Corona Virus Disease 2019 (COVID 19) seakan telah meluluhlantakkan semua sendi kehidupan manusia. Ekonomi menjadi semakin lumpuh, interaksi sosial menjadi berkurang, dinamika kehidupan menurun, ancaman kematian disetiap sudut jalan menjadikan semua terasa gelap. Tiap hari masyarakat disajikan informasi tentang jumlah orang sakit, jumlah kematian dan penurunan kinerja pada berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang sangat cepat dirasakan dan harus diterima oleh masyarakat. Sampai pada cara berinteraksi, cara belajar, dan cara bekerjapun berubah menjadi dilakukan dari rumah (work from home). Masyarakat berada pada cekaman sosiologis dan psikologis yang secara lambat laun maupun cepat mereka harus mampu menyesuaikan dengan perubahan yang tiba tiba terjadi di depan mata. Kondisi yang sangat di bawah tekanan memang sangat menyesakkan, namun ada kebaharuan yang muncul dengan manusia menghadirkan dan mengadopsi inovasi inovasi teknologi serta merubah cara hidup untuk menyesuaikan perubahan yang terjadi.
Work from home (WfH) telah menjadi kata yang sering terucap pada lidah siswa/mahasiswa, dan pendidik serta para karyawan selama masa wabah corona. Perubahan pola kerja dan belajar pada akhirnya harus menggunakan inovasi inovasi teknologi untuk tetap eksis melaksanakan kegiatan akademik dan bisnis dalam mencapai tujuan/target yang telah ditentukan. Masyarakat bergegas melakukan self-adjustment agar proses proses bisnis maupun non bisnis tetap berjalan. Sebelum wabah corona datang, sejumlah inovasi yang di anjurkan dan di dorong untuk di adopsi pada bidang akademik dan bisnis berjalan sangat lambat. Namun kehadiran wabah corona di masyarakat terbukti telah mampu mendorong adopsi inovasi berlangsung lebih cepat atau sangat cepat dibandingkan ketika tidak hadirnya corona virus. Penerapan platform live conference seperti zoom, google meet, google classroom, dan lain lain menjadi hal yang pada akhirnya lumrah dan biasa dilakukan saat ini untuk bekerja dan belajar dari rumah. Mungkin kalau situasi normal dan tidak ada wabah, penggunaan penggunaan inovasi tersebut belum banyak dilakukan. Situasi wabah/bencana telah mengubah sikap dan persepsi masyarakat terhadap inovasi tersebut. Rogers (2003) dalam diffusion of innovations theory mengkonfirmasi perubahan situasi menyebabkan percepatan perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap inovasi yang akhirnya mempengaruhi masyarakat mengadopsi inovasi tersebut lebih cepat.
Kewajiban Work from Home dan anjuran stay at home, menjadikan masyarakat merubah tata cara belajar dari tatap muka menjadi digital dan tidak bertemu fisik. Tuntutan dan ancaman yang di bawa oleh Covid 19 telah mendorong peningkatan jumlah masyarakat yang menggunakan (adopsi) inovasi pembelajaran dalam jaringan (daring) dengan berbagai platform teknologi informasi, komputer, dan telekomunikasi. Keengganan menggunakan teknologi pembelajaran selama ini sirna secara cepat. Masyarakat telah mengalihkan keputusan untuk menggunakannya dan terbukti di periode wabah corona para pendidik dan siswa/mahasiswa menggunakan inovasi pembelajaran e learning. Demikian juga hal nya para pegawai/karyawan yang melakukan pekerjaan dari rumah pada akhirnya mampu menyesuaikan dan menerima inovasi. Pengalaman yang baik dengan kehadiran Corona Virus, masyarakat dituntut selalu berinovasi dan menerima perubahan perubahan dengan lebih cepat dibandingkan kalau tidak ada kehadiran virus corona.
Kesedihan dan kepiluan karena wabah corona virus telah membentuk pandangan ke depan menjadi gelap dan lebih gelap. Dan setiap ada kepiluan dan kesedihan yang panjang tersebut, selalu kita dihadirkan pada kalimat penguat “pasti ada rona (cahaya) di ujung kegelapan’. Dibalik kesulitan dan kegelapan yang dihadirkan bersama virus corona, harapan terhadap datangnya perubahan cara hidup yang lebih positif, cara berkawan dengan manusia dan lingkungan yang lebih bermartabat, cara bekerja dan belajar yang lebih efektif akan selalu ada. Masyarakat yang merasakan kegelapan selama wabah corona ini terus berusaha mencari rona (cahaya) yang mampu menghadirkan optimisme. Kehadiran berbagai inovasi teknologi selama wabah corona diharapkan menjadi cahaya dan harapan untuk membangun tatanan masyarakat yang lebih baik, beradab, dan seimbang di masa yang akan datang. Perubahan positif pada perilaku masyarakat yang berlangsung selama wabah ini semoga dapat dipertahankan dan masyarakat akan bermetamorfosis menjadi lebih baik dan berkualitas di masa depan.