Magister Penyuluhan Pertanian UNSOED Menyelaraskan Rencana Pembelajaran menghadapi Era Pembelajaran Digital

Moch.Sugiarto,PhD (Koordinator Program Studi)

Kehadiran pandemic covid 19 telah mendorong terjadinya perubahan secara cepat pada metode pembelajaran. Saat ini proses pembelajaran dilakukan secara daring menggunakan berbagai platform. Kondisi demikian menyebabkan perubahan arah dan perencanaan proses pembelajaran di Program Magister Penyuluhan Pertanian. Semester 1 dan 3 akan mulai dilakukan pada minggu ke 3 Bulan September 2020. Persiapan pembelajaran harus dilakukan secara teliti dan sistematis untuk menggembleng para mahasiswa S2 Penyuluhan Pertanian menjadi lulusan yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan kepribadian yang unggul.

Pada tanggal 8 September 2020, Program Studi Magister Penyuluhan Pertanian melakukan workshop Penyelarasan Rencana Pembelajaran Semester (RPS). Kegiatan bertujuan para dosen/tenaga pengajar memiliki rencana pembelajaran yang lebih efektif dan mampu mengikuti perkembangan. Kegiatan workshop diikuti oleh dosen program studi dan dosen di luar UNSOED dengan Narasumber Dr.Nurul Hidayat (Dosen Informatika, Fak Teknik UNSOED, eks Tim SPADA Kemdikbud)

Dosen dituntut kreatifitas dalam meramu metode pembelajaran agar materi belajar mudah dicerna oleh mahasiswa. Mahasiswa akan dapat menikmati proses pembelajaran dan berdampak pada daya saing lulusan nantinya. Semoga upaya upaya sistematis ini akan terus menjadikan program studi lebih berkontribusi pada pembangunan manusia, pembangunan pedesaan, dan pembangunan bangsa Indonesia.

Terus lakukan kebaikan untuk semuanya

KONTRUKSI MASYARAKAT DESA KEDEPAN ANTARA TANTANGAN DAN PELUANG DI ERA 4.0

Oleh : Rahayu Ningsih Octaviani (Mahasiswa Program S2 Penyuluhan Pertanian, Konsentrasi Pemberdayaan Masyarakat)

Pernahkah kamu dengar Revolusi Industri 4.0? Anak Milenial dipastikan sudah familiar dan sudah menjadi bahan perbincangan hampir tiap hari, baik di civitas akademika maupun dilingkungan tempat kamu nongkrong dan dalam keluargamu. Bicara soal Revolusi pasti kamu juga sudah faham dan pernah mendengar kata satu ini, apalagi saat kamu belajar Sejarah, Filsafat dan ilmu sosial lainnya pasti tidak asing lagi dengan kata Revolusi Inggris, revolusi Ilmu, Revolusi Industri. Kamu taukan kata ini begitu familiar dan hampir diperbincangkan baik dari kalangan remaja, muda, tua, artis, penyanyi, pengusaha, pendidik, Mahasiswa, pekerja sampai elit pemerintahan membahas dan menjadikannya topik perbincangan yang cukup hangat dengan slogan Bersiaplah menyongsong industri 4.0 atau seminar pendidikan dengan tema strategi menyongsong generasi muda di era 4.0 dan sebagainya, jadi sebenarnya apa sih Revolusi Industri itu? Kenapa sudah langsung 4.0?

Sebenarnya Revolusi Industri itu adalah perubahan besar manusia dalam memproduksi barang dan perubahan ini akan mempengaruhi seluruh bidang meliputi ekonomi, politik, budaya dan militer, dimana akan ada perubahan besar dalam pekerjaan lama dan bermunculan pekerjaan baru. Seperti contohnya masyarakat sekarang lebih suka belanja online daripada belanja secara konvensional di pasar atau mall, secara garis besar dapat ditarik kesimpulan bahwa pedagang menjadi kehilangan pelanggan, dapat menjadi merugi dan menutup tokonya jika dia tidak kreatif dalam pemasaran, sedangkan kebalikan dari itu bermuncullah onlineshoop atau pedagang tanpa ruko dari berbagai penjuru yang mebanjiri pasaran online seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak dan lain sebagainya yang menjadikan kamu lebih hemat waktu, tenaga dan materi daripada kamu harus beli ke toko konvensional.

Revolusi Industri sekarang sudah 4.0 berarti dulu sudah ada Revolusi industri 1.0, 2.0 dan 3.0 ? jawabannya iya sudah ada. Menurut Marsel Susanto, 2016 “ Revolusi Industri 1.0 adalah Revolusi Industri pertama yang paling sering dibicarakan, yaotu proses yang dimulai dengan ditemukannya mesin dan digunaknnya mesin uap dalam produksi barang, seperti tenaga manusia, hewan digantikan dengan katrol. Revolusi  Industri 2.0 adalah dimana Revolusi Industri yang pertama tidak mengubah banyak hal, namun tak banyak dipelajari adalah revolusi awal abad 20, dimana saat itu produksi memang dengan mesin namun belum mencangkup skala besar yang mana proses produksi pabrik masih jauh dari proses produksi di pabrik modern sehingga pengangkutan produk dipabrik masih berat, dan barang besar maka disetujui dengan cara dirakit sehingga memproduksi mobil atau kendaraan secara masal. Revolusi Industri 3.0 adalah dimana saat tenaga otot diganti dengan uap, tenaga pengangkutan dengan mobil, dan ketiga adalah manusianya dimana manusia masih berperan dalam produksi sehingga revolusi ketiga dipicu oleh mesin yang bergerak yang berpikir otomatis maka terciptalah komputer dan robot. Revolusi 4.0 sendiri pertama kali digunakan di publik dalam pameran industri Jerman pada tahun 2011 yang terkenal dengan sebutan revolusi teknologi dan revolusi digital”

Revolusi 1.0, 2.0, 3.0 dan 4.0 telah dipaparkan dengan sangat jelas diatas jadi sekarang kamu tau kan apa itu Revolusi 4.0 itu, dan dampak yag sangat terasa dari perubahan revolusi ini adalah Internet, dimana semua komputer terhubung dengan internet, semua komputer terhubung dengan jaringan bersama dan model komputer jaman sekarang sudah semakin kecil sehingga bisa kita bawa kemana-mana yang sering kita sebut hp android atau bahasa familiarnya smartphone. Kemudian kemudahan dalam mengakses informasi data atau disebut big data dan aplikasi-aplikasi luar biasa canggih yang mampu melakukan perhitungan rumit atau cloud computing.

Setelah kita membahas tentang revolusi industri, saatnya kebahasan utama kita tentang masyarakat desa di era 4.0, apakah mereka masih menjaga nilai luhur pedesaan mereka? Era 4.0 menjadikan masyarakat desa semakin maju dan mampu dalam berbagai bidang kelembagaan, pemerintah dan perekonomian. Revolusi Industri 4.0 mempunyai potensi memberdayakann individu dan masyarakat, karena sejatinya revolusi industri 4.0 dapat memberikan peluang baru bagi ekonomi, sosial dan pengembangan diri masyarakat. Dengan adanya digital masyarakat jadi mudah mengakses informasi terkait pemerintahan desanya, program pemberdayaan, hiburan, pendidikan, dan perekonomian, dimana masyarakat awam mampu melek teknologi dan informasi dalam proses keseharian. Contohnya dalam bidang pertanian seorang petani jaman dulu kurang faham akan menyalurkan hasil pertaniannya kepada tengkulak atau pedagang diluar daerahnya dan kurang memahami harga pasaran produk pertanian, sehingga para petani akan mejual saja hasil panennya kepada tengkulak atau pedagang di derahnya ataupun dari luar yang kedaerahnya dengan harga yang rendah karena minimnya informasi dan persaingan harga oleh para tengulak dan petani bisa menjual sendiri produk hasil pertaniannya dalam pasar-pasar digital pertanian. Petani juga sangat diuntungkan dengan dengan adanya media digital dia mampu mendapatkan info terkait benih unggul, pupuk dan alat-alat pertanian modern tanpa harus pergi jauh dari daerahnya sehingga menghemat waktu, tenaga dan biaya. Masyarakat pedesaan yang sudah melek digital dan ilmu pengetahuan juga akan lebih mampu merubah pola pikir mereka lebih intelek dan berikir pola agraris indutrial dan bisnis,  dengan begitu cara-cara berpikir lama akan berubah menjadi cara modern sehingga  mampu bersaing dengan masyarakat lain baik dari berbagai daerah, nasional maupun Internasional.

Menurut World Economic Forum tahun 2016 di Swiss “Ada tiga hal yang mendasar mengapa transformasi yang trjadi saat ini bukan merupakan perpanjangan dari revolusi digital, melainkan menjadi revolusi transformasi, pertama inovasi dapat dikembangkan dan menyebar jauh lebih cepatndibandingkan sebelumnya, kedua penurunan biaya produksi yang marginal dan munculnya platfrom yang adapat menyatukan dan mengonsentrasikan beberapa vidang keilmuan yang terbukti dengan input pekerjaan, ketiga revolusi secra global akan berpengaruh pada seluruh negara”.

Pembangunan kesejahteraan sosial khususnya dalam pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat akan menjadi tantangan yang kuar biasa dalam era Revolusi Indutrsi 4.0, dimana peran-peran produksi yang selama ini dikerjakan manusia akan digantikan oleh alat-alat dan progam canggih sehingga akan menggeser peluang pekerjaan dan memperbanyak pengangguran, sehingga sebagian masyarakat desa akan tertinggal karena lapangan kerja membutuhkan intelektual yang memada, sehingga pemerintah harus memperhatikan masa depan masyarakat dengan memberikan keterampilan, kompetensi dan pengetahuan sebagai persiapan bekal menghadapi revolusi indutri. Masyarakat desa yang sudah melek akan revolusi Industri juga harus berjuang mempertahankan desanya agar tidak hilang baik dari segi  budaya, sosial  dan keberadaanya seperti gotong royong, musyawarah, ronda dan lain sebagianya.

Konsultasi Pembimbingan Akademik Mahasiswa Semester 3

Pembelajaran tidak hanya menghantarkan ilmu dan ketrampilan, namun juga selalu memupuk motivasi untuk tunas tunas muda bangsa Indonesia. Para mahasiswa selayaknya terus  berlari cepat sesuai dengan rel dan norma yang tersedia. Program studi akan selalu komitmen mendampingi dan memfasilitasi sehingga cita cita dan arah perjuangan akademik mahasiswa akan tercapai.

Mahasiswa semester 3 kembali aktif mengikuti pembimbingan untuk selangkah maju mengambil mata kuliah dan mempersiapkan penulisan ide dan proposal penelitian. Situasi yang masih sulit berinteraksi fisik, menjadikan virtual meeting adalah solusi terbaik dan senja sore ini menjadikan silaturahim akademik juga terus terjaga.

Jaga terus semangat, karena ilmu tak akan pernah jauh dari mahasiswa. Selamat memasuki semester 3 para tunas tunas bangsa yang luar biasa. Semoga selalu sukses.

DESWITASEPEN ( DESA WISATA SEPENJURU BANJARPANEPEN )

Oleh : Kharist Dwi Wibowo (Mahasiswa S2 Program Studi Penyuluhan Pertanian UNSOED, Konsentrasi Pemberdayaan Masyarakat)

Desa Banjarpanepen secara geografis yang terletak di Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas. Desa Banjarpanepen sebagian besar wilayahnya merupakan pegunungan dengan beberapa hutan yang dimiliki perhutani yaitu hutan pinus bekerjasama dengan LMDH Banjarpanepen. Saya (peneliti) mengenal secara dekat dengan desa Banjarpanepen ketika melaksanakan penyuluhan KWT Desa Banjarpanepen tentang budidaya pertanian Kawasan Rumah Pangan Lestari Tahun 2014. Setelah dekat dengan KWT Desa Banjarpanepen saya meneruskan kuliah S2 di Unsoed Tahun 2019 jurusan Magister Penyuluhan Pertanian konsentrasi pemberdayaan masyarakat. Memasuki perkuliahan terdapat hal menarik untuk mengeksplorasi perencanaan desa wisata di Banjarpanepen sebagai model pemberdayaan masyarakat dan pembangunan pedesaan.

Desa Banjarpanepen memiliki potensi alam sangat besar untuk dijadikan desa wisata berbasis culture village , baik itu wisata pegunungan, budaya jawa, wisata edukasi pendidikan pertanian, maupun religi. Wisata kalicawang sudah berjalan lancar dengan menikmati air yang sejuk dan taman berbasis pertanian. Wisata sejarah Watu jonggol bernuansa sejarah petilasan patih gadjah mada. Wisata bukit pengaritan sedang proses penataan konsep wisata berbasis pertanian. Integrasi wisata alam, sejarah, dan religi menjadi konsep utama dalam pemberdayaan masyarakat banjarpanepen.

Desa Wisata Banjarpanepen wilayah pegunungan, menyimpan potensi alam yang sangat besar, terdapat hutan pinus dan karet milik perhutani yang dikelola oleh masyarakat. Hutan Pinus dan karet jika dimanfaat sebagai wisata berbasis cafe coffe akan menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun asing. Hasil pertanian desa Banjarpanepen meliputi durian, manggis, salak, pisang dan jambu air. Hasil pertanian ini akan dijadikan oleh-oleh khas Banjarpanepen untuk wisatawan. Selain buah tersebut terdapat juga pohon kelapa yang dimanfaatkan niranya sengai gulai Kristal. Gula Kristal ini berkualitas ekspor diproses dengan kualitas bagus.

Masyarakat Desa Banjarpanepen sangat beragam dan persatuan kesatuan sangat kuat, yaitu masyarakatnya mayoritas beragama Islam, beragama Kristen, Budha, Hindu dan masih ada juga penganut aliran kepercayaan. Beragamnya agama desa Banjarpanepen, terdapat tempat ibadah Masjid, Pure, Vihara dan juga beberapa petilasan yang dikeramatkan oleh masyarakat. Petilasan tersebut merupakan petilasan dari patih Gadjah Mada yang terkenal dengan Watu Jonggol. Konon batu yang menjulang tinggi ini pernah dijadikan tempat bertapa oleh patih Gadjah Mada.

Desa Banjarpanepen memiliki sungai yang mengalir sepanjang tahun. Airnya yang jernih dan segar belum banyak tercemar, dengan kondisi air yang jernih banyak mengundang warga sekitaran desa datang untuk mandi. Salah satu spot  untuk mandi adalah Kalicawang, di mana sekarang sudah dibangun bendungan dan dibuat untuk tempat pemandian alami.

Wisata yang akan dijadikan miniatur banjapanepen yaitu objek wisata Curug Kelapa. Curug atau air terjun ini terletak di antara perkebunan warga dan juga kebun karet milik perhutani. Curug Kelapa ini masih sangat alami memiliki aliran air yang deras dengan ketinggian sekitar 15 meter. Lokasi Curug Kelapa sekarang sudah halus aspal tetapi belum masuk sampai lokasi curug kelapa, jalanya terjal dan setapak sulit para wisatawan untuk mendatanginya. Curug Kelapa ini sangat potensial, pemandanganya yang indah dan hawa sejuk cocok untuk melepaskan kejenuhan dalam beraktivitas sehari-hari.

Selain memiliki potensi alam banyak, desa Banjarpanepen memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang kuat. Desa Banjarpanepen masih ada acara yang dilakukan secara turun temurun, seperti takiran suran yang dilaksanakan pada bulan Suro. Acaranya biasanya dilakukan di dua tempat yaitu Kali Cawang dan Watu Jonggol. Desa Banajarpanepen memiliki kelompok seni khas Banyumasan yaitu ebeg (kuda lumping).

Mari berwisata  ke deswitasepen ( Desa Wisata Sepenjuru Banjarpanepen, Visit pesona alam yang masih sangat asli.

Strategi Pemberdayaan Masyarakat di Era New Normal

Oleh : Lili Sunarya (Mahasiswa S2 Program Studi Penyuluhan Pertanian UNSOED, Konsentrasi Penyuluhan Pertanian)

Penyebaran virus corona (covid-19) telah menyebabkan terjadinya perubahan sosial di lingkungan masyarakat. Salah satu perubahan tersebut adalah cara berinteraksi dan komunikasi yang terbatasi dengan aturan seperti menjaga jarak. Masyarakat dituntut dapat dan terbiasa dalam kegiatan kesehariannya di luar rumah terkait dengan pola interaksi dan komunikasi.

Penerapan new normal bukanlah salah satu kegiatan yang bebas berinteraksi  dalam melakukan kegiatan di luar rumah seperti keluyuran dan melakukan acara yang bersifat mengundang banyak orang. Akan tetapi, masyarakat tetap waspada dan mengikuti protocol kesehatan seperti menjaga jarak, wajib bermasker dan cuci tangan saat keluar rumah untuk menghindar dari penyebaran wabah covid-19.

Adanya penerapan new normal memberikan angin segar dalam beraktivitas untuk memenuhi kebutuhan mendasar  dan dapat dibayangkan bagaimana kalau di Indonesia terus-terusan mengalami kondisi seperti sekarang ini yang berdampak pada ekonomi, pendidikan,  sosial dan lain sebagainya.

Aturan di era new normal yang melakukan beberapa relaksasi memberikan dampak positif pada masyarakat kalangan bawah dengan kemungkinan meningkatnya pendapatan kelaurga yang mulai melemah.  Masyarakat mulai melakukan kegiatan yang dapat memberikan kontribusi pada ekonomi keluarga melalui program pemberdayaan masyarakat.  Program pemberdayaan tersebut sangat erat berkaitan dengan program bottom up yang disusun sendiri oleh masyarakat untuk menjawab kebutuhan dasar masyarakat. Terkait hal tersebut, implementasi pemberdayaan masyarakat membutuhkan strategi sesuai dengan paradigma baru pembangunan khususnya di era new normal.

Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa pasal 1 ayat 12 menjelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan proritas kebutuhan masyarakat desa.

Dari faktor ekonomi masyarakat merasa tidak berdaya dalam mengidentifikasi jenis kekuatan apa saja yang dimiliki dilingkungannya yang dapat digunakan untuk memberdayakan dengan tujuan untuk menentukan pilihan pribadi atau kesempatan untuk hidup lebih baik, karena perlu disadari pemahamannya belum bisa memunculkan upaya pemberdayaan. Dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat dan pendampingan kepada mereka dengan harapan untuk merumuskan kebutuhannya sendiri agar masyarakat bisa mengembangkan kapasitas mereka untuk bebas berekspresi.

Pemberdayaan masyarakat desa merupakan pengembangan yang dilakukan untuk masyarakat dengan meningkatkan kemampuan dalam menentukan masa depannya dan berpartisipasi dalam mempengaruhi kehidupannya sendiri, lewat kemudahan lokasi untuk dijangkau dari lokasi lainnya melalui sistem transportasi akan meningkatkan kekuatan kelembagaan dalam pemberdayaan yang dilakukan masyarakat terhadap kekuatan sumber daya ekonomi, sistem kesejahteraan sosial, kelembagaan pendidikan, kesehatan, keluarga, keagamaan, media, struktur pemerintahan dan sebagainya.

Dengan demikian, berkaitan dengan pemberdayan masyarakat, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk memberdayakan masyarakat, di antaranya adalah:

  1. Strategi fasilitasi, yaitu mengharapkan kelompok yang menjadi sasaran program sadar terhadap pilihan-pilihan dan sumberdaya yang dimiliki. Strategi ini dikenal sebagai strategi kooperatif, yaitu agen peubah secara bersama-sama dengan kliennya (masyarakat) mencari penyelesaian.
  2. Strategi edukatif, yaitu strategi yang diperuntukan bagi masyarakat yang tidak mempunyai pengetahuan dan keahlian terhadap segmen yang akan diberdayakan.
  3. Strategi persuasif, yaitu strategi yang ditujukan untuk membawa perubahan melalui kebiasaan dalam berperilaku. Strategi ini lebih cocok digunakan bila target tidak sadar terhadap kebutuhan perubahan atau mempunyai komitmen yang rendah terhadap perubahan.
  4. Strategi kekuasaan, yaitu strategi yang efektif membutuhkan agen peubah yang mempunyai sumber-sumber untuk memberi bonus atau sanksi pada target serta mempunyai kemampuan untuk monopolis akses.

Untuk terlaksananya strategi-strategi tersebut, program unggulan harus dibuat dan dilaksanakan secara terstrukur dan terencana dengan komitmen yang kuat (Sen dan Nielsen 1996).

Pemerintah harus memiliki salah satu terobosan baru dalam menanggulangi kemiskinan demi kemaslahatan kesejahtraan masyarakat, maka dari itu dalam masa era new normal ini diharapkan bisa memberikan semangat dan harapan kepada mereka dengan tetap  mengikuti prosedur protokol kesehatan dalam aktivitasnya kesehariannya

Bersiap Menuju Kompetisi di Era 4.0

Oleh : Solikhin (Mahasiswa S2 Penyuluhan Pertanian UNSOED, Konsentrasi Penyuluhan Pertanian)

Masyarakat  terus berkembang, seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini juga dipengaruhi oleh hasil-hasil peneliatian yang oleh masyarakat itu sendiri, dalam perjalanannya masyarakat yang tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang dimiliki. Hal ini sejalan dengan teori teori pembangungan yang diungkap oleh Bury (1920) bahwa proses pembangunan akan membawa masyarakat meninggalkan situasi barbar, dengan kata lain masyarakat sedang menuju ke arah yang lebih maju. Kata ’barbar’ di sini sangat problematis karena Bury sebenarnya melihat masyarakat zaman dahulu dengan konteks saat ini.  Selian itu perkembangan masyarakat saat ini juga sesuai pendapat dari seorang filosof yunani yang lain, Robert Nisbet (1980), Nisbet berpendapat bahwa ide tentang kemajuan adalah proses linier dari kondisi primitif menuju pada tahap yang lebih baru. Proses ini terus berlangsung linier ke masa depan. Hingga saat ini yaitu yang disebut denga revolusi industri 4.0. Konsep “Industri 4.0” pertama kali digunakan di publik dalam pameran industri Hannover Messe di kota Hannover, Jerman di tahun 2011 (Wikipedia).

Kemajuan teknologi di era revolusi industri 4.0 sangatlah membantu masyarakat dalam melaksanakan kegiatan kesehariannya, di era revolusi industri 4.0 semuanya bisa dilakukan dengan cepat dan mudah. Semuanya bisa dikendalikan dengan internet dan bisa digerakkan dengan sentuhan jari (android), mulai dari perjalanan, pesan makanan, antar barang, bahkan pengolahan lahan sawahpun sekarang sudah bisa digerakkan dengan tanpa mengendarai traktornya. Selain itu dalam industri besar / pabrik di era revolusi industri 4.0 ini tidak banyak memerlukan tenaga masyarakat karena hampir semua pekerjaan bisa dikerjakan oleh robot yang bisa dikendaliakn menggunakan jaringan internet, hal ini berdampak pada banyaknya penyerapan tenaga kerja usia produksi di sektor industri.

Dalam menghadapi revolusi industri 4.0 masyarakat dituntut untuk inovatif dan kreatif dalam menggunakan teknologi, jangan sampai kita hanya menjadi penonton dalam revolusi industri 4.0. kita dituntut untuk terus mengembangkan diri, berinovasi dengan terus mencari informasi yang pada saat ini informasi sangat mudah dijangkau bahkan dengan sentuhan jari.

Kemajuan teknologi masa depan dapat menjadi peluang bagi masyarakat untuk terus berkembang akan tetapi kemajuan teknologi masa depan juga dapat menjadi ancaman bagi masyarakat masa depan. Masyarakat yang cepat beradaptasi dan dapat mengikuti perkembangan teknologi akan terus mendapatkan tempatnya seiring dengan perkembangan jaman, akan tetapi masyarakat yang engan atau tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi masa depan akan terpinggirkan.

Peluang masyarakat masyarakat masa depan seriing berkembangnya teknologi diantaranya :

  • Dalam hal perkembangan ekonomi, peluang masyakat untuk menjangkau pasar lebih luas, pasar tidak hanya dikuasai oleh pedagang besar karena pasar dapat dibuka secara online sehingga membuka peluang pembisnis baru bisa ikut bersaing dalam memasarkan dagangannya;
  • Dalam hal kemajuan teknologi, masyakat semakin dimudahkan seiiring berkembangnya teknologi, hal-hal yang sebelumnya mustahil dapat kita wujudkan, kita dapat menekan biaya tenaga kerja dengan memanfaatakan teknologi yang ada.
  • Dalam hal pendidikan, masyarakat dimanjakan dengan kemajuan internet yang dapat menyajikan berbagai macam informasi dari seluruh dunia, dan dapat memanfaatkan informasi tersebut.
  • Dalam hal polikik, masyarakat dimudahkan untuk mengakses informasi pemimpin atau dewan perwakilan yang mereka pilih, selain it para calon legislatif juga dapat dengan mudah mempromosikan dirinya melalui media online.
  • Dalam hal sosial, masyarakat dimudahkan untuk saling peduli, mendapatkan informasi siapa yang sedang membutuhkan bantuan dan siapa yang siap berdonasi melai media online.
  • Dalam hal budaya, masyarakat dapat dengan mudah mempromosikan budayanya dan mengadopsi budaya yang baik dari lain daerah dengan mendapatkan akses informasi dari internet.

Akan tetapi selain banyak peluang yang kita dapatkan di era revolusi indusri 4.0 tentunya kita tak lepas dari ancaman perkembangan teknologi diantaranya :

  • Mudahnya masayarakat yang tidak bertanggung jawab menyebarkan berita hoak yang tidak bisa dipertangung jawabkan, dan kadang masyarakat kita langsung percaya tanpa melakukan kroscek terlebih dahulu,
  • Banyaknya pengangguran karena banyak pekerjaan yang sebelumya dilakukan oleh manusia digantikan oleh robot.
  • Timbulnya kesenjangan sosial, masyarakat yang suka pamer akan dengan mudah memamerkan kekayaan atau prestasinya melalui media internet, hal ini dapat menimbuklan perilaku kriminal bagi orang yang tidak suka terhadap hal tersebut.
  • Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya di Indonesia dengan mudah melalui media internet.

Berkembangnya teknologi yang semakin maju harus kita sikapi dengan bijak, selain kita harus mengikuti perkembangan teknologi, akan tetapi kita juga harus menggunakan teknologi tersebut dengan sebagaimana mestinya.

PERLU JEJARING UNTUK “PROBLEM SOLVING” PEMBANGUNAN PERTANIAN

oleh : Suherlan (Mahasiswa Program S2 Penyuluhan Pertanian Unsoed, Konsentrasi Penyuluhan Pertanian)

Penyuluh pertanian mengemban tugas yang mulia dalam membantu memberdayakan para petani. Seperti halnya guru yang memberikan pendidikan bagi peserta didik di bangku sekolah, para penyuluh juga turut andil mencerdaskan warga bangsa melalui penyuluhan. Bedanya pembelajaran oleh guru dilakukan sebelum peserta didik memasuki dunia kerja, sedangkan penyuluh melakukan pembelajaran terhadap petani yang sudah bekerja. Pendekatan pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi sasaran sebagai orang dewasa yaitu dengan pendekatan andragogi yang berusaha menghilangkan sekat antara guru dan murid. Penyuluh adalah teman ‘curhat’ yang senantiasa siap membantu mengatasi permasalahan usahatani yang dihadapi para petani.

Perbedaan lain adalah, jika para guru di sekolah dibatasi oleh mata pelajaran dalam penyampaikan keilmuannya, sedangkan para penyuluh di lapangan dihadapkan pada permasalahan yang lebih luas dan kompleks. Permasalahan yang dihadapi petani tidak hanya soal teknis budidaya tanaman saja, namun lebih luas dari itu seperti menyangkut penanganan pasca panen, pemasaran hasil, permodalan, sarana transportasi ke lahan usahatani, pengairan, mekanisasi pertanian, pengaruh iklim dan cuaca, dinamika kelompoktani dan lain-lain. Dalam hal teknis budidaya saja, terdapat aneka komoditas pertanian yang ada pada masyarakat pertanian mulai dari tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan, tanaman hutan, tanaman hias, tanaman obat, peternakan bahkan sampai dengan perikanan. Petani biasanya akan mengkonsultasikan permasalahan yang dihadapinya tersebut kepada para penyuluh untuk mendapatkan solusi, tanpa perlu mengkonfirmasi spesifikasi keilmuan apa yang dikuasai oleh penyuluh.

Sebagai manusia biasa yang dikaruniai keterbatasan ilmu, penyuluh tentunya tidak mungkin menguasai seluruh keilmuan disegala bidang dengan baik. Namun demikian permasalahan terkait dengan usahatani yang dihadapi petani merupakan “‘barang wajib” yang perlu dibantu dicarikan solusinya. Keadaan ini akan menjadi dilematis mengingat disatu sisi petani perlu dibantu, sementara disisi lain penyuluh mempunyai keterbatasan keilmuan untuk mengatasi masalah tersebut. Saat ini memang sudah tersedia aneka informasi yang dapat diakses dengan cukup mudah di internet yang dapat dijadikan rujukan. Hanya saja permasalahan spesifik lokalita tidak begitu saja dapat diatasi dengan informasi dari internet yang masih bersifat umum. Belum lagi keakuratan informasi yang disajikan harus benar benar teruji dari sumber yang kredibel, sehingga tidak terjadi “malpraktik” dalam penyuluhan yang bisa menjadi blunder bagi penyuluh itu sendiri. Undang-Undang No 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mengingatkan bahwa salah satu asas penyuluhan adalah bertanggunggugat.

Disinilah pentingnya penyuluh membangun jalinan yang luas dan kuat dengan berbagai pihak layaknya sebuah jejaring, baik dengan lembaga pemerintah, swasta, perbankan, akademisi, praktisi, maupun pihak terkait lainnya. Jejaring inilah nanti yang akan berfungi membantu penyuluh dalam mengatasi permasalahan petani sesuai bidangnya. Dalam hal ini penyuluh berperan sebagai fasililitator yang memfasilitasi proses pemecahan masalah dan pembelajaran bagi petani. Metode seperti ini akan membantu meringankan beban kerja penyuluh dan menimbulkan kepercayaan yang tinggi dari sasaran karena penanganan masalah dilakukan oleh ahli dibidangnya. Namun sayangnya, metode seperti ini belum banyak diterapkan oleh para penyuluh pertanian sehingga terkesan memiliki kemampuan mengatasi semua masalah petani secara mandiri.

Membangun jejaring dengan banyak pihak dalam jangka panjang memang tidaklah mudah. Diperlukan kemampuan komunikasi yang mumpuni untuk dapat meyakinkan pihak lain agar mau memberikan bantuan kapanpun bila diperlukan. Untuk itu jalinan yang dibangun harus bersifat “simbiosis mutualisme” dimana penyuluhpun bila dimintai bantuan oleh pihak lain harus dapat memberikan bantuan sesuai kemampuan keilmuan yang dimiliknya. Jadi hubungan saling menguntungkan tersebut tidak hanya diartikan sebatas jasa dibalas dengan uang semata.

Model penyuluhan yang sinergis dengan semua pihak yang terkait mesti dan harus dikembangkan kedepan, mengingat permasalahan yang dihadapi petani sangat beragam. Berbekal kemampuan teknis budidaya dan komunikasi, penyuluh sebenarnya sudah dapat menunaikan tugasnya dengan baik, selebihnya untuk mengatasi aneka persoalan terkait usahatani bisa meminta bantuan pihak lain yang lebih berkompeten. Karena susksesnya pembangunan pertanian serta meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan petani tentunya bukan hanya tugas dan tanggungjawab pemerintah saja, namun merupakan tanggungjawab bersama komponen bangsa.

Menjadi penting, pada akhirnya penyuluh dituntut lebih kreatif memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang program penyuluhan yang dijalankan.  Keberadaan teknologi harus mampu menjadikan penyuluh pertanian menjadi bagian dari ekosistem pembangunan pertanian yang lebih efektif. Penyuluh pertanian harus melakukan simbiosis mutualisme dan berjejaring untuk dapat lebih efektif menyelesaikan permasalahan pembangunan pertanian di Indonesia, khususnya wilayah pedesaan.

Bangkit Menyongsong Era New Normal di Desa Wisata dengan Penerapan Protokol Kesehatan

oleh : Rizky Nurrahman (Mahasiswa S2 Program Studi Penyuluhan Pertanian UNSOED, Konsentrasi Pemberdayaan Masyarakat)

Desa wisata saat ini menjadi alternatif pilihan wisata bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan bentang alam pedesaan maupun budaya lokal yang dimiliki. Terlebih situasi suntuk diera pandemi covid-19 ini membuat banyak masyarakat ingin merefresh dirinya. Keunikan budaya maupun suasana alam pedesaan yang alami biasanya menjadi salah satu alasan mengapa desa wisata diminati oleh wisatawan. Pengembangan desa wisata pada dasarnya dilakukan dengan berbasis pada potensi yang dimiliki masyarakat pedesaan itu sendiri. Dengan demikian, melalui pengembangan desa wisata diharapkan akan mampu mendorong tumbuhnya berbagai sektor ekonomi berbasis masyarakat seperti industri kerajinan, industri jasa-perdagangan, dan lainnya. Hal semacam ini diharapkan menjadi salah satu faktor daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke desa wisata.

Kegiatan pariwisata pedesaan bukan hanya soal wisatawan, pengelola wisata juga merupakan aktor yang terlibat dalam kegiatan ini. Masyarakat bisa memberdayakan potensi baik SDA, SDM, SDE hingga SDSB yang masyarakat setempat miliki. Salah satu prinsip kepariwisataan yang terdapat dalam Undang-Undang No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan adalah memberdayakan masyarakat setempat dimana masyarakat berhak berperan dalam proses pembangunan kepariwisataan dan berkewajiban menjaga dan melestarikan daya tarik wisata, serta membantu terciptanya suasana aman, tertib, bersih, berperilaku santun, dan menjaga kelestarian lingkungan destinasi pariwisata. Maka dari itu pariwisata pedesaan sangat mengandalkan peranan dan partisipasi masyarakat secara aktif. Karena sejatinya partisipasi masyarakat merupakan ruh dari suatu pemberdayaan masyarakat.

Memasuki era new normal seperti saat ini, dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk bangkit memberdayakan masyarakat melalui kegiatan pariwisata pedesaan. Potensi yang dimiliki masyarakat desa harus senantiasa dikembangkan agar dapat dijadikan sebagai daya tarik tersendiri dan atraksi sebuah destinasi wisata. Kekayaan alam maupun budaya yang ada tidak ada salahnya untuk dikemas sebagai suguhan wisata bagi para wisatawan. Disamping itu, kelestarian pun harus senaniasa diperhatikan. Menyongsong era new normal seperti ini, kecenderungan wisatawan ingin berlibur kesuatu destinasi wisata yang memerhatikan protokol kesehatan. Protokol kesehatan menjadi elemen yang sangat penting dimasyarakat guna mencegah penularan virus covid-19. Jaga jarak (physical distancing), menggunakan masker, cuci tangan setidaknya menjadi hal yang paling mendasar bisa dilakukan oleh masyarakat dalam keseharian. Hal ini pula yang menjadi salah satu perhatian bagi pengelola objek wisata.

Aksi nyata penerapan protokol kesehatan menjadi faktor pendukung dari daya tarik objek wisata. Hal ini harus disosialisasikan dan diterapkan dengan baik oleh pengelola wisata kepada wisatawan. Diharapkan para wisatawan dapat memahami dan juga menaati protokol kesehatan yang sudah disiapkan. Terlebih lagi destinasi desa wisata cenderung dalam bentuk wisata outdoor. Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menekankan konsep kebersihan, kesehatan, dan keselamatan sebagai tatanan new normal di destinasi wisata sehingga diharapkan dapat menjadi strategi sektor pariwisata untuk bangkit. Hal ini juga dimaksudkan agar masyarakat tetap produktif dan aman dari bahaya virus covid-19. Jadi tidak hanya menyiapkan dan menyuguhkan atraksi wisata seperti keindahan alam, ragam budaya hingga ragam kuliner tradisional yang dikembangkan, tetapi juga harus memerhatikan dan wajib menerapkan daripada instrumen protokol kesehatan itu sendiri.

Kepuasan wisatawan tidak hanya bersandar pada suguhan keindahan alam dan atraksi wisata di pedesaan, melainkan rasa aman dan nyaman dari segi kesehatan. Penerapan protokol kesehatan bisa menjadi solusi utama dalam meyakinkan wisatawan bahwa destinasi wisata pedesaan tetap bisa dinikmati dengan aman dan nyaman. SDM pengelola wisata pedesaan yang merupakan masyarakat setempat itu sendiri juga harus sigap dan memastikan kegiatan wisata dengan penerapan protokol kesehatan diwilayah pedesaan berjalan dengan baik. Pengembangan desa wisata dalam menyongsong era new normal ini akan memiliki dampak positif kepada masyarakat salah satu dari segi ekonomi. Diharapkan kekayaan alam dan budaya yang dimiliki oleh masyarakat tetap lestari. Disamping itu selain diharapkan wisatawan memiliki kepuasan tersendiri, pariwisata pedesaan diharapkan dapat membuat masyarakat lokal dapat berkembang dari adanya kegiatan pariwisata pedesaan itu sendiri.

Seminar Online Seri 3 – “Desain Media Komunikasi yang Efektif untuk Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat di Era Digital”

Pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu hal penting yang harus dicapai untuk membangun bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera, serta mampu bertahan di era yang semakin modern ini. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan media komunikasi yang semakin banyak tersedia.

Media komunikasi yang semakin advance tidak hanya mampu digunakan untuk mengakses hiburan semata dan mempermudah interaksi satu sama lain tanpa terbatas ruang dan waktu. Kehadiran media komunikasi saat ini memiliki peran yang lebih besar dan lebih crucial untuk mendukung keberhasilan proses penyuluhan guna memberdayakan masyarakatnya dan mendukung pembangunan bangsa. Karenanya, perlu ada desain yang efektif dalam penggunaan media komunikasi yang ada saat ini.

Magister Penyuluhan Pertanian (MPP) Pascasarjana Unsoed dengan tagline “Program Studi Berkontribusi 2020” kembali menyelenggarakan seminar online seri 3 pada Kamis, 30 Juli 2020 pukul 09.00 hingga 12.00 WIB melalui media daring Zoom meeting dan live streaming Youtube. Acara tersebut mengusung tema baru, yakni “Desain Media Komunikasi yang Efektif untuk Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat di Era Digital”.

Seminar online dibuka oleh Ketua Program Studi Magister Penyuluhan Pertanian (MPP) Moch. Sugiarto, Ph.D sebagai programme host, dan dimoderasi oleh Pakar Komunikasi Pembangunan Unsoed, Dr. Adhi Iman Sulaiman. Ketua Program Studi mengatakan bahwa Magister Penyuluhan Pertanian sebagai bagian entitas akademik UNSOED harus terus menjadi bagian dari pembangunan pertania, ,pedesaan, dan pembangunan bangsa Indonesia. Beliau berharap kegiatan ini bukan hanya menjadi media belajar bagi peserta yang bergabung di dalamnya, namun juga sebagai salah satu step stone dalam mengakselerasi visi Unsoed, yakni menjadi pusat pembangunan pedesaan dan pengembangan kearifan lokal yang diakui internasional pada tahun 2034.

Seminar onine kali ini menghadirkan tiga narasumber yang memiliki kompetensi dalam media komunikasi dan pembangunan masyarakat. Narasumber pertama adalah Dr. Edi Santoso yang merupakan Dosen Magister Penyuluhan Pertanian Unsoed. Beliau menyampaikan materi tentang teknik mendesain media digital dalam penyuluhan pertanian. Menurutnya, kehadiran media komunikasi yang semakin maju hari ini membuat sebaran informasi semakin luas dan tak terbatas dan dapat diakses oleh semua orang. Namun sayangnya, informasi-informasi tersebut belum tentu tepat mengenai sasaran yang dituju. Inilah pentingnya sebagai aktor pemberdayaan atau penyuluh untuk memilih media yang tepat untuk bisa menyampaikan pesan secara efektif ke penggunanya, serta manajemen konten yang mampu menyesuaikan kebutuhan informasi pengguna media.

Narasumber kedua, yakni Dr. Dyah Gandasari, SP., MM dari Kementerian Pertanian menyampaikan materi yang tidak kalah menarik, yakni mengenai pengembangan kapasitas penyuluh sebagai agent of change di era industri 4.0. Dalam penjelasannya, beliau menekankan bahwa salah satu upaya pengembangan kapasitas agen perubahan adalah dengan menerapkan kemampuan berwirausaha. Kemampuan berwirausaha ini ternyata tidak hanya penting untuk bertahan dengan usaha yang ada dan menciptakan peluang baru tetapi juga dapat menumbuhkan kemampuan analitis, kritis, kreatif, kolaboratif, proaktif, adaptif, dan inovatif yang penting dalam pengembangan kapasitas agen perubahan, salah satunya adalah penyuluh di era industri  4.0.

Adapun Dr. Yenny Oktavia, S.Pi., M.Si sebagai narasumber terakhir, menutup dengan materi pemanfaatan media dalam penyuluhan pertanian di era digital. Dalam materinya, Dr. Yenny yang merupakan Dosen Pascasarjana UNAND menjelaskan bahwa akses dan pemanfaatan media secara optimal menjadi kunci agar masyarakat dapat memiliki literasi informasi. Literasi informasi ini penting untuk dapat meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia menjadi lebih inovatif, dan memiliki kemampuan manajerial serta pengetahuan  bisnis yang memahami sehingga pad akhirnya dapat mewujudkan masyarakat yang berdaya.

Tidak hanya ada sesi penyampaian materi dari narasumber saja, dalam kegiatan webinar ini juga diberikan kesempatan untuk peserta untuk berdiskusi dengan para narasumber. Antusiasme peserta yang berasal dari berbagai kalangan terlihat jelas dalam sesi diskusi dan tanya jawab ini, dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang diberikan oleh peserta kepada narasumber yang memantik diskusi menjadi lebih menarik.

Penyelenggaraan acara webinar ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan media komunikasi yang optimal sebagai media pembelajaran bagi kita semua. Meski pandemi COVID-19 membatasi ruang gerak dan mobilisasi kita semua, namun jangan biarkan kondisi ini membatasi kita untuk tetap dan terus belajar. Jangan hanya teknologi komunikasi saja yang maju, kita pun harus terus maju dan belajar. Maju terus pantang menyerah!

 Contributed by Almira Yoshe Alodia,S.I.Kom

Seminar Online Seri 2 – “Penerapan Teknologi Informasi untuk Efektivitas Penyuluhan Pembangunan”

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah menjadi tantangan sekaligus kebutuhan termasuk dalam melakukan penyuluhan pertanian, supaya informasi dapat diberikan, dikreasikan, dibuat dan dikembangkan untuk pengembangan mayarakat. Maka dalam rangka pengembangan akademik dan promosi Magister Penyuluhan Pertanian (MPP) Pascasarjana Unsoed menyelenggarakan Website Seminar (Webinar) pada hari kamis, 9 Juli 2020, pukul 09.00 sampai dengan 13.00 dengan menggunakan media Zoom meetings dan Live streaming di Youtube dengan tema “Penerapan teknologi informasi untuk efektivitas penyuluhan pembangunan”. Kegiatan dipandu oleh Ketua Program Studi Magister Penyuluhan Pertanian (MPP) Moch. Sugiarto, Ph.D yang menyatakan “Webinar sebagai bentuk kerasi dan inovasi media baru dalam pengembangan akademik dan metode penyuluhan yang eksis untuk menyikapi kondisi serta situasi di tengah Pandemik Covid 19. Kegiatan Webinar dibuka secara resmi dengan sambukan Direktur Pascasarjana Unsoed Dr. Achmad Iqbal, M.Si yang menyatakan bahwa kegiatan Webinar ini merupakan implementasi dari Visi Pascasarjana Unsoed yaitu unggul dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya dengan menghasilkan karya ilmiah dan inovasi untuk pembangunan pedesaan di tingkat internasional pada tahun 2034” dan salah satu misinya untuk membangun ekosistem yang kondusif dan inklusif, serta atmosfer akademik yang kuat untuk menumbuhkkan kreatifitas dan inovasi serta entrepreneurship dalam memperkuat pembangunan pedesaan. Menghadirkan tiga narasumber yang kompeten, yaitu narasumber pertama Dr. Nurul Hidayat (Pakar IT Unsoed) yang menyampaikan bahwa media sosial dapat dimanfaatkan untuk medesain yang menarik dan efektif untuk penyuluhan yang harus diberikan pelatihan serta pendampingan bagi para penyuluh dan masyarakat secara berkesinambungan. Narsumber kedua Dr. Ika Yuliasari (Pakar Komunikasi Univ Jayabaya) menegaskan bahwa strategi komunikasi inovasi dalam penyuluhan tetap tidak boleh menghilangkan kearifan lokal (local widom) masyarakat desa baik bahasa dan budaya. Media inovasi dalam komunikasi dalam hal ini pada penyuluhan justru harus dapat mendukung dalam melestarikan dan mengembangkan serta memperkenalkan ciri khas atau keunggulan ke publik. Narasumber ketiga Dr. Adhi Iman Sulaiman (Pakar Komunikasi Pembangunan Unsoed) menyatakan penyuluhan sebagai bagian dari program pemberdayaan masyarakat dapat membentuk komunitas digital atau jurnalis warga (citizen journalism) khususnya di kalangan generasi petani dan umumnya generasi muda di desa. Mengimplementasikan program pemberdayaan untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan digitalisasi pembangunan pertanian kepada generasi muda sehingga mengetahui fungsi dan manfaat, serta terampil menggunakan media digital untuk mencari, memproduksi, promosi, pemasaran dan mempublikasi berbagai informasi keunggulan, ciri khas serta keistimewaan potensi desa dan produk pertanian. Media digital yang dimaksud berupa membuat dan mengelola website, blog, online shop Instagram dan Facebook, serta market palce untuk mempublikasikan, mempromosikan dan memasarkan potensi dan ciri khas wisata desa, produk pertanian dan kewirausahaan. Webinar semakin menarik dengan  sesi tanya jawab dan diskusi dari partisipan yang ikutserta dalam Webinar sejumlah 270 dari berbagai unsur mulai dari akademisi, aktivis dan praktisi pembangunan desa, penyuluh, emerintah daerah dan kalangan mahasiswa dari Aceh sampai Manado serta lombok. Bahkan beberapa partisipan mengusulkan kegiatan Webinar seperti ini dapat rutin diselenggarakan Unsoed sebagai bentuk media pendidikan dan penyuluhan masyarakat yang sangat bermanfaat. Maju terus pantang menyerah…

Contributed by Dr.Adhi Iman S