Rasakan Sensasi Baru Perkuliahan Magister

Mencari ilmu adalah kewajiban manusia sebagai refleksi ibadah. Perkuliahan pada S2 Penyuluhan Pertanian UNSOED yang merupakan program studi multidisiplin dapat diikuti oleh semua lulusan dari berbagai bidang ilmu. Tersedia konsentrasi 1. Penyuluhan Pertanian dan 2. Pemberdayaan Masyarakat. Perkuliahan dilakukan dengan metode campuran Offline dan Online sehingga meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar. Biaya yang dibayarkan oleh mahasiswa juga sangat efisien hanya Rp 7.000.000 per semester dan kuliah dapat di selesaikan dalam waktu 3 semester 1,5 tahun).

mahasiswa sebagai pelaku aktif dalam proses pembelajaran difasilitasi dengan ruang belajar yang sangat bermartabat, nyaman dan menggunakan model studio. Diskusi dengan para ahli/pakar dari dalam Unsoed maupun luar Unsoed sangat difasilitasi. keterlibatan mahasiswa juga sangat intens dalam seminar seminar akademik pascasarjana.

Pada akhir perkuliahan, mahasiswa didampingi secara intensif dalam penyelesaian tesis dan publikasi. Bantuan perkuliahan dan penyelesaian tesis juga diberikan dengan persyaratan tertentu.

Program Magister Penyuluhan Pertanian Berkontribusi

Penyuluhan pembangunan yang didalamnya termasuk penyuluhan pertanian dan pemberdayaan masyarakat merupakan upaya sungguh sungguh dan sistematis dalam memfasilitasi masyarakat untuk melakukan perubahan. Berbagai sarana dan media diperlukan untuk meningkatkan awareness masyarakat sehingga masyarakat mampu mengambil keputusan dan mengadopsi intervensi teknologi dan kebijakan.

Program Studi Magister Penyuluhan Pertanian selalu konsisten mendampingi masyarakat untuk memperkuat kebaharuan dalam inovasi inovasi dalam penyuluhan pembangunan. Ketersediaan media online termanfaatkan secara optimal dengan akan diadakannya Webinar terkait optimalisasi media online (teknologi informasi) dalam peningkatan efektifitas penyuluhan pembangunan.

Kepada yang berminta silahkan klik https://bit.ly/pendaftaran-webinar-penyuluhan. Sampai jumpa pada tanggal 9 Juli 2020.

International Webinar “Post Disaster Community Recovery Strategies” (Membangun Ketahanan Masyarakat Pedesaan Setelah Wabah Corona)

Moch.Sugiarto,PhD dan Almira Yoshe Alodia,S,I.Kom

Sudah empat bulan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) merubah tatanan sosial ekonomi masyarakat baik perkotaan maupun pedesaan. Kesadisan COVID-19 telah menghasilkan berbagai larangan diantaranya larangan berkerumun dan dalam keramaian, larangan bepergian, dan larangan wisata. Berbagai larangan tersebut secara sosial telah merubah pola interaksi manusia (masyarakat). Selanjutnya berbagai larangan tersebut berdampak pada penurunan konsumsi masyarakat sehingga mengganggu proses produksi.

Angan-angan dan harapan selesainya wabah COVID-19 perlu disertai keinginan baru tentang ketahanan masyarakat di masa yang akan datang. International webseminar yang menghadirkan pembicara dari beberapa negara Asia (Thailand, Vietnam, Bhutan, Philippines, Timor Leste, dan Indonesia) menyoroti upaya-upaya strategis membangun masyarakat pedesaan ke depan.

Dr. Han Quang Hanh (Vietnam) memberikan insight pentingnya menguatkan produksi ternak lokal yang dipelihara dengan skala usaha terbatas. Masyarakat pedesaan di Vietnam yang berbasis pada peternakan tetap me-maintain usaha peternakan walaupun tidak dilakukan secara komersial. Ternak lokal dan yang dipelihara masyarakat pedesaan telah memberikan multiplier effect yang sangat signifikan untuk pembangunan ekonomi keluarga. Keluarga keluarga tersebut mampu bertahan (survive) secara ekonomi dari serangan COVID-19. Hal tersebut dikarenakan memelihara ternak merupakan budaya (cara hidup) dan terbukti mampu meningkatkan ketahanan pangan keluarga.

Doktor Hanh juga berpendapat bahwa pengembangan sistem produksi tanaman pangan, perikanan, dan peternakan yang terintegerasi dianggap menjadi metode yang lebih mampu menguatkan ketahanan pangan keluarga, sebab masyarakat pedesaan dapat memanfaatkan sumber daya lokal yang mereka miliki secara maksimal. Sumberdaya lokal yang dimiliki dapat menghasilkan produk yang lebih bervariasi dan tentunya lebih bersahabat dengan lingkungan. Pemanfaatan sumberdaya lokal yang dimiliki ini dapat didukung dengan lebih mengembangkan teknologi yang sudah ada dan membuat sistem peternakan yang sesuai dengan sumberdaya lokal.

Keluarga di wilayah pedesaan yang memiliki diversifikasi usaha selain pertanian tanaman pangan dalam pola integrasi peternakan-perikanan dan tanaman pangan mampu mempertahankan diri secara ekonomi di tengah pandemic corona. Masyarakat akan mampu lebih bertahan dan lebih kokoh secara ekonomi bilamana memiliki usaha tani yang lebih terdiversifikasi.

Dil Maya Rai,MSc (Bhutan)  memberikan gambaran bahwa Bhutan merupakan negara kecil yang pendapatan negaranya sebagian besar dari gas alam dan wisata. Namun di tengah pandemi seperti ini, pendapatan negara turun salah satunya karena penjualan wisata dan gas alam yang menurun. Meski demikian, negara yang berbentuk kerajaan demokratik tersebut tetap fokus dalam mendukung masyarakat untuk bertahan dari serangan COVID-19. Kunci utama perlindungan masyarakat adalah kepemimpinan negara yang kuat. Selain itu, ketersediaan sumberdaya manusia yang profesional di kabinet pemerintahan mendorong upaya upaya sistematis mengatasi COVID-19 dilakukan secara professional juga. Dalam situasi genting, masyarakat dan pemerintah perlu memiliki kebersamaan, karena hal tersebut merupakan modal sosial yang penting untuk membangun negara dan masyarakat. Rasa empati, solidaritas, dan respect harus terus dibangun dan dikuatkan setelah wabah COVID-19 untuk menghasilkan masyarakat yang lebih kokoh. Nilai-nilai penting tersebut tidak boleh pudar dalam membangun ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat.

Dr. John Perez (Philippines) menegaskan bahwa penguatan masyarakat setelah wabah COVID-19 harus dilakukan secara sistematis dan prudent. Arah pembangunan masyarakat ke depan perlu disesuaikan dengan identifikasi kebutuhan masyarakat setelah pandemi corona. Hal tersebut penting dilakukan untuk mengurangi inefisiensi anggaran pembangunan dan meningkatkan efektifitas rencana pembangunan masyarakat. Recovery masyarakat harus dilakukan dengan data yang valid dan terukur, dan diharapkan tidak muncul rencana pembangunan masyarakat yang tidak sesuai kebutuhan dan karakter masyarakat. Dr.John Perez mengintroduksi pentingnya menggunakan metode Post Disaster Need Assessment (PDNA) untuk memberikan arah dan strategi recovery masyarakat setelah wabah COVID-19.

Melalui metode PDNA ini, bisa didapatkan data valid dan terukur dengan melakukan evaluasi terhadap dampak yang disebabkan oleh suatu bencana, atau dalam hal ini adalah pandemi COVID-19 terhadap semua sektor seperti sektor sosial, infrastruktur, ekonomi, lingkungan, dan sektor lainnya. Dengan melalui proses evaluasi ini akan didapatkan gambaran mengenai kebutuhan rekonstruksi dan recovery maskarakat akibat pandemi ini. Metode ini juga menyediakan dasar untuk memobilisasi sumber daya untuk pemulihan dan rekonstruksi melalui sumberdaya lokal, nasional, maupun internasional.

Dr. Watchara Laenoi (Thailand) menjelaskan bahwa Thailand merupakan negara yang berkembang, salah satunya dengan keberadaan sektor agrikultur. Sektor agrikultur ini membantu negara ini untuk berkembang dan menjadi negara yang cerdas. Dengan kondisi ini, doktor Laenoi mengintroduksi perubahan model bisnis yang harus dilakukan masyarakat pedesaan yang sebagian besar adalah petani. Petani skala kecil dalam arti umum harus mampu mengadopsi cara-cara baru dalam mengakses pasar yang lebih luas. Cara-cara baru tersebut diantaranya dengan mengembangkan sektor pertanian tradisional menjadi pertanian cerdas, merubah usaha-usaha tradisional kecil dan menengah menjadi perusahaan besar seperti Start Up, serta meningkatkan pelayanan tradisional menjadi pelayanan dengan nilai yang lebih tinggi.

Doktor Laenoi juga menjelaskan mengenai pentingnya konsep “Young Smart Farmer” sebagai masa depan pembangunan pedesaan. Munculnya petani-petani muda dan cerdas diharapkan mampu meningkatkan dinamika ekonomi masyarakat pedesaan. Mahasiswa memiliki peran penting untuk menggelorakan kewirausahaan berbasis pertanian di pedesaan setelah wabah COVID-19. Kepemilikan pengetahuan, hard dan soft-skill, inovasi, mahasiswa mampu lebih berperan dalam memperkuat masyarakat menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang.

Natalino Babo Martin,MSc (Timor Leste) menggambarkan pertanian di Timor Leste belum memberikan kontribusi GDP yang signifikan. Masyarakat masih banyak yang menyandarkan kehidupan ekonominya pada sector pertanian, namun permasalahan produktifitas lahan, degradasi lingkungan, perubahan iklim, dan kepemilikan lahan menjadi penghambat untuk mendorong sector pertanian tumbuh lebih kuat. Peningkatan kapasitas sistem pertanian menjadi hal penting untuk menguatkan masyarakat pada masa masa setelah pandemic corona. Peningkatkan teknologi, sumberdaya manusia, infrastruktur dan kebijakan pemerintah diyakini dapat meningkatkan daya tahan dan daya saing masyarakat di masa masa yang akan datang.

Dr.Moch.Sugiarto (Indonesia) memberikan insight bahwa esensi masyarakat adalah relationship. Ketiadaan hubungan/interaksi antar anggota masyarakat akan mengaburkan makna masyarakat. Demikian halnya pada konteks kelompok peternak, interaksi dan relationship menjadi esensi perkumpulan antara lebih dari dua manusia untuk mencapai tujuan bersama. Komunikasi menjadi hal strategis dalam memperkuat interaksi antar anggota masyarakat yang selama masa pandemic corona agar terhambat karena social distancing. Kehadiran modal sosial di tengah masyarakat harus dibangun dan diperkuat untuk meningkatkan intensitas komunikasi dan interaksi. Masyarakat yang kuat setelah pandemi corona akan mampu diwujudkan apabila modal sosial selalu dipertahankan dan ditingkatkan. Namun demikian salah satu aspek modal sosial yang sangat perlu dicermati adalah trust (saling percaya) antar anggota masyarakat. Selama riset yang dilakukan di kelompok peternak sebagai bagian masyarakat pedesaan, skor terendah dalam komponen modal sosial adalah aspek saling percaya (trust) antar anggota masyarakat. Oleh karena itu, kepemimpinan yang kuat di masyarakat ataupun kelompok peternak sangat diharapkan hadir untuk meningkatkan trust khususnya dan modal social pada umumnya untuk mengkonfigurasi masyarakat yang lebih kuat secara sosial dan ekonomi.

Dr. Siwi Gayatri (Indonesia) menyatakan isu keberlanjutan sangat relevan dalam pembangunan masyakarat setelah wabah COVID-19 usai. Mewujudkan keberlanjutan masyarakat dapat dilakukan dengan memperhatikan keseimbangan ketiga aspek sustainability yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Masyarakat harus diarahkan untuk melakukan kegiatan ekonomi yang secara sosial mampu menumbuhkan kesetaraan, secara ekonomi layak dan menguntungkan, serta secara lingkungan mampu mempertahankan keseimbangan kondisi lingkungan. Keberlanjutan masyarakat pun harus ditopang oleh keberadaan bisnis yang layak dan menguntungkan, ketersediaan atmosfer sosial yang menjamin kesetaraan dan ketersediaan lingkungan yang ramah. Oleh karena itu, membangun dan memperkuat masyarakat khususnya pedesaan harus memperhatikan locally available resources, local skill dan local knowledge.

Overall Summary

Wilayah pedesaan yang selama masa wabah COVID-19 menjadi buffer akibat PHK yang berlebihan di wilayah perkotaan cukup mengalami perubahan pola interaksi. Beberapa gerusan dan kikisan nilai sosial perlu diperkuat melalui social capital dan social network. Terdampaknya ekonomi masyarakat perlu untuk kembali menengok potensi sumberdaya lokal. Kegiatan ekonomi lokal seperti peternakan, pertanian dan perikanan terbukti mampu menahan gempuran ekonomi yang diakibatkan oleh COVID-19 di pedesaan. Penguatan kembali nilai nilai sosial dan kegiatan ekonomi lokal di masyarakat pedesaan khususnya diyakini akan mampu mengembalikan esensi bermasyarakat, menguatkan masyarakat untuk memiliki daya tahan (resistance) terhadap wabah dan bencana. Kemampuan mewujudkan masyarakat yang memiliki daya tahan sangat berdampak pada meningkatkan kekuatan (power) yang dimiliki masyarakat. Pada tinjauan Symbolic Interactionism, wabah ini mengingatkan kembali nilai nilai solidaritas, membangun kebersamaan yang merupakan nilai penting membangun masyarakat masa depan yang lebih kuat dan bermartabat.

Mendunia, menjadi bagian ilmuwan internasional

Mendunia merupakan impian dan keinginan kuat semua institusi dan program pendidikan. Pendidikan memang tidak dapat dibatasi dan tidak dapat dilokalisasi. Interaksi dengan stakeholder lain menjadi sangat penting untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan. Bersinergi dan berkolaborasi adalah 2 kata penting menghadapi era globalisasi dan digitalisasi.

Program Magister Penyuluhan Pertanian Unsoed menapakkan langkah untuk involved dan terlibat dalam interaksi internasional dalam membangun peradaban masyarakat. Pada tanggal 28 Mei 2020, melalui webinar internasional, program magister menjadi host dan koordinator programnya menjadi salah satu pembicara dalam seminar tersebut. Seminar dengan tema Post Disaster Community Recovery Strategis membahas dan membagi perspektif dalam merecovery masyarakat setelah bencana wabah Covid 19.

Acara berjalan dengan lancar, dan menjadi penting memperkuat, membangun dan memformulasikan modal sosial, jaringan sosial, strategic communication dalam memperkuat masyarakat di masa yang akan datang.

Komitmen untuk terus berkolaborasi menjadi hal penting untuk lebih mendorong program studi menuju penguatan kapasitas yang selanjutnya dapat mensupport visi Unsoed – diakui dunia sebagai pusat pembangunan perdesaan dan kearifan lokal tahun 2034.

Penerimaan Mahasiswa Baru di Era Pandemic Covid 19

Program Magister Penyuluhan Pertanian telah terakreditasi B pada tahun awal tahun 2018. Proses pembelajaran yang dilakukan fokus pada dihasilkannya lulusan magister yang mampu berpikir kritis, trampil dan inovatif, serta memiliki kapasitas kepemimpinan (leadership). Lulusan program magister Penyuluhan Pertanian harus mampu menjadi trend setter perubahan pada masyarakat pedesaan.

Pembangunan pertanian semakin ditingkatkan melalui penguatan peran penyuluh pertanian. Pada saat ini pembangunan pertanian lebih diperluat dengan adanya Kostratani yang menjadi pusat kegiatan pembangunan tingkat kecamatan, dan merupakan optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluh Pertanian (BPP) dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional. terkait hal tersebut, peran penyuluh pertanian harus ditingkatkan salah satunya dengan peningkatan SDM Penyuluh Pertanian.

Pada sisi yang lain, pembangunan pedesaan yang ditujukan untuk melakukan perubahan sosial ekonomi masyarakat pedesaan membutuhkan SDM yang trampil dan inovatif serta memiliki kapasitas kepemimpinan dalam pemberdayaan masyarakat desa.

Program Magister Penyuluhan Pertanian UNSOED menjadi solusi penyediaan sumberdaya manusia untuk pembangunan pertanian dan pedesaan serta pemberdayaan masyarakat. Mari bergabung dengan kami untuk memiliki pengalaman akademik yang luar biasa dalam meningkatkan kapasitas diri menghadapi tantangan dan mengambil peluang di masa depan.

Program Studi memberikan insentif akademik :

  1. Dapat diselesaikan dalam 1,5 tahun
  2. Menyediakan bantuan pendidikan (syarat dan ketentuan berlaku)
  3. Menyediakan bantuan penyelesaian tesis dan publikasi

Info lebih lanjut : Moch.Sugiarto,PhD (081229142833)

Pendaftaran Program Magister Penyuluhan Pertanian Unsoed dilakukan secara online pada www.spmb.pasca.unsoed.ac.id  sampai 26 Juni 2020.

Masih ada RONA pada masa CORONA

Moch.Sugiarto,PhD

Koordinator Program Magister Penyuluhan Pertanian Unsoed

Perubahan merupakan bagian dari proses kehidupan yang harus dilalui dan proses tersebut tidak dapat dielakkan dari setiap perkembangan yang sistematis maupun non sistematis. Perubahan yang terjadi diyakini memiliki pengaruh pada perubahan nilai, sikap dan pola perilaku manusia dan masyarakat. Kondisi tersebut menunjukkan terjadinya perubahan nilai, sikap, dan pola perilaku baru yang menyesuaikan dengan cara cara baru, prosedur manajemen baru dan adopsi teknologi baru untuk tetap survive dalam arus perubahan yang terjadi. Bencana alam menjadi salah satu faktor eksternal yang mampu mendorong perubahan perubahan cepat dalam masyarakat. Masyarakat akan mengevakuasi dan menyesuaikan diri mereka dengan merubah perilaku baru yang dapat menghadirkan situasi yang lebih aman dan nyaman.

Kehadiran Corona Virus Disease 2019 (COVID 19) seakan telah meluluhlantakkan semua sendi kehidupan manusia. Ekonomi menjadi semakin lumpuh, interaksi sosial menjadi berkurang, dinamika kehidupan menurun, ancaman kematian disetiap sudut jalan menjadikan semua terasa gelap. Tiap hari masyarakat disajikan informasi tentang jumlah orang sakit, jumlah kematian dan penurunan kinerja pada berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang sangat cepat dirasakan dan harus diterima oleh masyarakat. Sampai pada cara berinteraksi, cara belajar, dan cara bekerjapun berubah menjadi dilakukan dari rumah (work from home). Masyarakat berada pada cekaman sosiologis dan psikologis yang secara lambat laun maupun cepat mereka harus mampu menyesuaikan dengan perubahan yang tiba tiba terjadi di depan mata. Kondisi yang sangat di bawah tekanan memang sangat menyesakkan, namun ada kebaharuan yang muncul dengan manusia menghadirkan dan mengadopsi inovasi inovasi teknologi serta merubah cara hidup untuk menyesuaikan perubahan yang terjadi.

Work from home (WfH) telah menjadi kata yang sering terucap pada lidah siswa/mahasiswa, dan pendidik serta para karyawan selama masa wabah corona. Perubahan pola kerja dan belajar pada akhirnya harus menggunakan inovasi inovasi teknologi untuk tetap eksis melaksanakan kegiatan akademik dan bisnis dalam mencapai tujuan/target yang telah ditentukan. Masyarakat bergegas melakukan self-adjustment agar proses proses bisnis maupun non bisnis tetap berjalan. Sebelum wabah corona datang, sejumlah inovasi yang di anjurkan dan di dorong untuk di adopsi pada bidang akademik dan bisnis berjalan sangat lambat. Namun kehadiran wabah corona di masyarakat terbukti telah mampu mendorong adopsi inovasi berlangsung lebih cepat atau sangat cepat dibandingkan ketika tidak hadirnya corona virus. Penerapan platform live conference seperti zoom, google meet, google classroom, dan lain lain menjadi hal yang pada akhirnya lumrah dan biasa dilakukan saat ini untuk bekerja dan belajar dari rumah. Mungkin kalau situasi normal dan tidak ada wabah, penggunaan penggunaan inovasi tersebut belum banyak dilakukan. Situasi wabah/bencana telah mengubah sikap dan persepsi masyarakat terhadap inovasi tersebut. Rogers (2003) dalam diffusion of innovations theory mengkonfirmasi perubahan situasi menyebabkan percepatan perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap inovasi yang akhirnya mempengaruhi masyarakat mengadopsi inovasi tersebut lebih cepat.

Kewajiban Work from Home dan anjuran stay at home, menjadikan masyarakat merubah tata cara belajar dari tatap muka menjadi digital dan tidak bertemu fisik. Tuntutan dan ancaman yang di bawa oleh Covid 19 telah mendorong peningkatan jumlah masyarakat yang menggunakan (adopsi) inovasi pembelajaran dalam jaringan (daring) dengan berbagai platform teknologi informasi, komputer, dan telekomunikasi. Keengganan menggunakan teknologi pembelajaran selama ini sirna secara cepat. Masyarakat telah mengalihkan keputusan untuk menggunakannya dan terbukti di periode wabah corona para pendidik dan siswa/mahasiswa menggunakan inovasi pembelajaran e learning. Demikian juga hal nya para pegawai/karyawan yang melakukan pekerjaan dari rumah pada akhirnya mampu menyesuaikan dan menerima inovasi. Pengalaman yang baik dengan kehadiran Corona Virus, masyarakat dituntut selalu berinovasi dan menerima perubahan perubahan dengan lebih cepat dibandingkan kalau tidak ada kehadiran virus corona.

Kesedihan dan kepiluan karena wabah corona virus telah membentuk pandangan ke depan menjadi gelap dan lebih gelap. Dan setiap ada kepiluan dan kesedihan yang panjang tersebut, selalu kita dihadirkan pada kalimat penguat “pasti ada rona (cahaya) di ujung kegelapan’. Dibalik kesulitan dan kegelapan yang dihadirkan bersama virus corona, harapan terhadap datangnya perubahan cara hidup yang lebih positif, cara berkawan dengan manusia dan lingkungan yang lebih bermartabat, cara bekerja dan belajar yang lebih efektif akan selalu ada. Masyarakat yang merasakan kegelapan selama wabah corona ini terus berusaha mencari rona (cahaya) yang mampu menghadirkan optimisme. Kehadiran berbagai inovasi teknologi selama wabah corona diharapkan menjadi cahaya dan harapan untuk membangun tatanan masyarakat yang lebih baik, beradab, dan seimbang di masa yang akan datang. Perubahan positif pada perilaku masyarakat yang berlangsung selama wabah ini semoga dapat dipertahankan dan masyarakat akan bermetamorfosis menjadi lebih baik dan berkualitas di masa depan.

Program Magister Penyuluhan Pertanian Unsoed menyelenggarakan International Webinar

Just to remind for all participants,International webinar will be held on May 28, 2020 about Post Disaster Community Recovery Strategies. We will get a picture of the strategies of several countries in Asia in strengthening the resilience of rural communities after the Covid 19 Outbreak. The number of participants has exceeded the limit (50 people), however, for those who still want to joint, please register by clicking https://bit.ly/YPTalk-Registration. And for those who have already registered, please click on google meet https://meet.google.com/yty-dgvd-kek on Thursday (May 28,2020) at 1 pm Jakarta time. See you

*Participants will be given a free e-certificate

Peningkatan Kapasitas Mahasiswa dalam Penulisan Artikel Ilmiah

Perubahan perubahan eksternal dan isu isu teknologi sangat mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan harus diimbangi dengan kecepatan penyebaran ilmu pengetahuan tersebut. Mahasiswa sebagai aktor akademik yang penting dalam pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan manusia, dan konservasi lingkungan dituntut mampu menyebarkan ilmu pengetahuan melalui penulisan karya ilmiah melalui jurnal nasional maupun internasional. Terkait dengan hal tersebut peningkatan kapasitas mahasiswa dalam penulisan artikel ilmiah harus dilakukan. Program Pascasarjana Unsoed melakukan upaya sistematis dalam peningkatan kapasitas mahasiswa khususnya magister (S2) dalam penulisan artikel ilmiah.

*Ketua Prodi Magister Penyuluhan Pertanian berfoto bersama dengan narasumber dan peserta

Moch.Sugiarto,PhD selaku Koord Program Magister Penyuluhan Pertanian sekaligus Ketua Panitia mengatakan bahwa ketrampilan menulis artikel ilmiah akan dapat menjadikan mahasiswa sebagai a man of value dan agent of change pada masyarakat. Kegiatan ini akan memiliki 2 tahap kegiatan (1) peningkatan ketrampilan menyusun artikel ilmiah dan reference manager (2) peningkatan ketrampilan menghindari plagiasi. Narasumber Dr. Endang Hilmi berhasil membuat suasana ruangan pelatihan semarak dan dinamis. Tahap kedua pelatihan akan di laksanakan awal tahun dengan memberikan tugas kepada peserta menyusun artikel ilmiah.

Peserta pelatihan sangat antusian mengikuti pendampingan

Kerjasama Peningkatan Kapasitas SDM Pertanian

Program Studi Magister Penyuluhan Pertanian Unsoed terus berusaha meningkatkan kontribusi pada pembangunan masyarakat khususnya di pedesaan. Peningkatan kontribusi salah satunya dilakukan dalam aspek pengembangan SDM pertanian Indonesia melalui kerjasama dengan BPSDMP Kementan RI. Kerjasama tersebut dalam rangkaian upaya peningkatan kualifikasi pendidikan SDM pertanian di lingkungan Kementerian Pertanian.

Kerjasama antara Program Studi Penyuluhan Pertanian, Pascasarjana Unsoed dengan BPSDMP Kementan dilakukan dengan pendatanganan kerjasama antara Direktur Pascasarjana Unsoed (Prof.Dr.Ir.Totok Agung DH) dengan Kepala Bidang Program dan Kerjasama Pendidikan, BPSDMP Kementan RI. Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Wakil Rektor IV Unsoed (Drs.Sigit Wibowo,MM).

Kerjasama tersebut diharapkan akan berlanjut pada aspek aspek lainnya dalam bidang penyuluhan pertanian dan pemberdayaan masyarakat. Program Studi Magister Penyuluhan Pertanian, Pascasarjana Unsoed terus berupaya meningkatkan kontribusi dalam pembangunan masyarakat melalui pengembangan pengetahuan dan inovasi menuju perubahan yang lebih signifikan.

Pengembangan kerjasama akademik dan non akademik silahkan menghubungi Mochamad Sugiarto,PhD (081229142833).

Kurikulum Magister Penyuluhan Pertanian UNSOED berorientasi Pemberdayaan Masyarakat di Era 4.0

Era industri 4.0 yang salah satunya bercirikan big data,  artificial intellegence dan Internet of Things telah memberikan dampak sosial ekonomi pada dinamika masyarakat saat ini. Peran manusia akan semakin berkurang dan digantikan dengan robot dan internet. Interaksi langsung masyarakat diyakini akan semakin berkurang dengan kehadiran fasilitasi internet.  Pengembangan sumberdaya manusia (knowledge, skill dan attitude) pada masyarakat khususnya di wilayah pedesaan menjadi kewajiban di era industri 4.0.

Program Magister Penyuluhan Pertanian sebagai lembaga pendidikan, riset, advokasi dan pelatihan hadir dengan tujuan utama menghasilkan magister yang memiliki kualifikasi superior dalam bidang penyuluhan pertanian dan pemberdayaan masyarakat. Dimensi pendidikan, riset, advokasi dan pelatihan menjadi mainstream penting dalam berkontribusi pada pembangunan wilayah/nasional. Kurikulum sebagai perangkat mata kuliah yang disiapkan untuk mencapai tujuan pendidikan pada jenjang magister dipersiapkan untuk menghadirkan proses dan output pembelajaran yang berkualitas.

Program studi Magister Penyuluhan Pertanian UNSOED yang mulai beroperasi pada tahun 2017 memiliki konsentrasi 1) penyuluhan pertanian dan 2) pemberdayaan masyarakat. Isu isu pembangunan pedesaan, era industri 4,0, kualitas SDM menjadikan penyempurnaan kurikulum program studi harus dilakukan. Workshop kurikulum yang dihadiri pimpinan Pascasarjana Unsoed, dosen dan external stakeholder di wilayah Barlingmascakeb dilakukan untuk menyempurnakan kurikulum agar proses dan output pembelajaran berjalan dan dicapai dengan berkualitas.

Keberadaan kurikulum yang berkualitas dan berorientasi futuristik diyakini akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Magister Penyuluhan Pertanian berkomiten mempersiapkan dan menyelenggarakan perkuliahan dengan kualitas yang memadai melalui penyempurnaan kurikulum secara sistematis dan berkelanjutan.

Kampus Unsoed sebagai Pusat Pembangunan Pedesaan dan Kearifan Lokal